KARAWANG–Lagi-lagi Pemda Karawang mendapat kritikan pedas, yang dinilai tak sesuai dalam pembuatan kalender 2022 dengan visi-misi yang ngaur.
Pasalnya, Visi – Misi Bupati dan Wakil Bupati Karawang yang tertera didalam kalender dinilai ngawur, tak sesuai dengan visi – misi periode 2021/2024.
Komentar pedaspun dilontarkan praktisi hukum Asep Agistian, S.H, M.H. (Askun), ia menyebut pembuatan kalender malah bikin malu Bupati dan Wakil Bupati.
Menurut Askun, bukan persoalan kekeliruan masalah kalender tersebut, karena tergolong setiap tahun untuk membuat kalender, namun pembuatan kalender bagian pengadaan ini siapa.
“Dibagian pengadaan itu banyak mata, di percetakanpun sebelum dicetak pasti diberikan dulu hasilnya untuk dibaca lagi, apa yang diinginkan harus sesuai cetak, pada kenyataannya tidak sesuai dan terjadi lagi di tahun 2022 ini,” ucap Askun, Kamis (06/01/2022).
Sementara, kalender 2022 yang disebarkan merupakan niatan baik dari Pemkab untuk para ASN/PNS.
“Lalu apakah dibuat 1 lembarkah satu bundel kah 1 atau 10 pcs kah, ini kan puluhan ribu kalender yang disebarkan Pemda kepada para ASN atau PNS. Kebetulan saya pun mendapatkan 2 kalender itu, saya baca dulu dong. setelah dibaca sebelum membuka kepada tanggalnya, saya membaca visi dan misinya, loh kok Visi-Misinya berbeda,” kata Askun.
Dikatakan Askun, Visi-Misi yang benar itu manakala seseorang para PNS yang mau di promosi, dan Mutasi, Bupati telah menyampaikan Visi-Misi.
“Ketika tidak hapal, PNS itu harus menghapalkan, maka semuanya sama dong dan Visi-Misi itu sudah diperdakan, karena pencapaiannya untuk RPJMD,” tuturnya.
“Perda Kabupaten Karawang itu nomor 5 tahun 2021 tentang pembangunan jangka menengah daerah tahun 2021 sampai 2026, itukan jelas, lalu apakah mereka membaca terlebih dahulu ketika mendapatkan kalender, ini kan seperti tidak dibaca,” ujarnya.
Tulisan Visi-Misi Cellica-Aep
Lebih lanjut Askun menegaskan, dalam pembuatan kalender saja keliru, bagaimana RPJMD ini bisa sampai targetnya.
“Saya kecewa banget, pantas saja RPJMD ini tidak sampai target, toh cetak kalender saja ngaur, secara otomatis RPJMD nya acak-acakan, berarti keuangan negara sudah menggelontor dan sudah dibayarkan, engga mungkin kalau belum dibayarkan,” terangnya.
“Kasihan Bupati dalam hal ini, kalau saya jadi Bupatinya itu kalender saya lemparin ke mukanya (Kebagian Pengadaan-red), saya akan panggil bagian pengadaan dan percetakannya, saya tidak tahu siapa bagian apa, yang jelas kalender 2022 sudah terbit,Saya malu selaku jadi masyarakat diberi ini boro-boro pengen nempel,” cetusnya.
Secara tegas Askun meminta kalender yang sudah beredar ditarik kembali, karena kedapatan perbedaan penulisan Visi-Misi.
“Kalender itu harus ditarik kembali, untuk apa dipajang kalau Visi-Misi yang ditulis nggak benar, coba lihat aja cover paling depan,” tandasnya. (Red)