Foto – Ilustrasi Uang dan Bangku
KARAWANG|bacaklik.co.id-Dugaan praktik pungutan liar (pungli) di sejumlah sekolah di Kabupaten Karawang tampak masih kerap terjadi.
Seperti diduga yang terjadi di SDN Duren 2 Kecamatan Klari. Berdalih untuk membeli bangku dan meja dan dirapatkan melalui komite sekolah, sekolah tersebut memungut uang sebesar Rp370 ribu kepada seluruh siswa baru kelas 1.
Padahal sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang diketahui mendapat sokongan dana dari APBD Kabupaten Karawang dan dana bantuan operasional sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana demi kenyamanan siswa-siswinya untuk belajar.
Sontak pungutan tersebut menjadi buah bibir di kalangan para wali murid dan salah seorang murid kelas 1 pun mengadukan hal tersebut ke redaksi.
Wali murid yang tidak ingin dipublikasikan namanya mengeluhkan pungutan sebesar Rp370 ribu untuk pembelian meja dan bangku sangat memberatkan dirinya.
“Pungutan tersebut harus segera dilunasi akhir Agustus, karena belum bayar anak saya duduk di lantai,” keluhnya kepada awak media, Senin (29/8/2023). Dilansir Delik.co.id
Ia membeberkan, dalam satu kelas jumlah siswa kelas 1 ada sekitar 30 siswa sementara kelas 1 ada dua rombel, jadi semuanya ada sekitar 60 siswa.
“Tinggal dihitung aja semuanya jadi berapa, padahal sekolah itu kan dapat bantuan BOS dan pemerintah,” ucapnya.
Ia menduga pungutan tersebut tidak hanya dilakukan tahun ajaran 2023/2024, tetapi tahun ajaran sebelumnya.
Terpisah, pihak media mendatangi langsung ke SDN Duren 2 Klari untuk menemui kepala sekolah dan komite sekolah. Namun baik kepala sekolah dan komite sekolah tidak berada di tempat.
Seorang guru mengaku bernama Dewi tidak mengelak memang ada pungutan sebesar Rp370 ribu untuk pembelian meja dan bangku dan keputusan pungutan itu diambil melalui rapat antara komite sekolah dan para wali murid kelas 1.
“Kan sekarang lagi ada pembangunan gedung baru, pasti kami dari pihak sekolah memerlukan kursi dan meja baru karena yang lama sudah rusak,” dalihnya, Senin (29/8/2023).
Ketika pihak media meminta untuk dipertemukan dengan kepala sekolah dan komite sekolah, Dewi mengatakan bahwa kedua orang tersebut sedang tidak ada di sekolah.
“Pak kepala sekolah barusan saja keluar, nanti saya sampaikan ke beliau kalau ada media ingin bertemu,” ucapnya.
Hingga berita ini rilis pada Rabu (31/8/2023) tidak ada klarifikasi dari pihak kepala sekolah dan atau komite sekolah. (Wan).