Foto : Kebun di Rest Area KM 72 A – Tol Purbalenyi, doc-Chintia Aristi Aprianti/Bacaklik.co.id
PURWAKARTA|Bacaklik.co.id – Mengenal indahnya kebun di Rest Area KM 72 A Cipularang, No.Km 72 A, Jl. Tol Cipularang, Cigelam, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Senin (4/9).
Pasalnya, Rest Area KM 72 A menyajikan beberapa tempat kuliner bagi pengendara roda empat maupun umum untuk beristirahat. Namun, pada Rest Area KM 72 A terdapat juga kebun dengan bermacam sayuran dan buah-buahan segar.
Pengelola Kebun Rest Area KM 72 A, Rukiat mengatakan ia mengelola kebun tersebut sudah berjalan 3 tahun dari 21 Juli 2021 lalu. Yang dimana ia diajak oleh Dirut Rest Area 72 A, Jimmy Leo Tjandra untuk berkebun.
“pertama kali mengelola, saya tidak memiliki ilmu dalam bidang tanaman, saya lebih banyak ilmu di kelautan dan perikanan,” ucap Rukiat kepada Bacaklik.co.id, Senin (4/9/23).
Diungkapkannya, sejak pertama kali ia belajar menanam terong dan cabe sudah pasti hasilnya babak belur karena tidak menguasai ilmunya. Akan tetapi perlahan-lahan ia belajar dengan Pak Jimmy bagaimana mendapatkan ilmunya.
“Saya juga banyak belajar dari youtube serta tiktok Rest, hingga saya memahami bahwa ternyata budidaya ilmunya sama. Apapun jenisnya yang penting kita tahu siklusnya,” kata Kiat

Menurut Rukiat, sebelumnya ini adalah tanah merah, namun dengan support pemilik Rest Area KM 72 A tanah ini jadi terlihat indah.
“Untuk luas kebun yang dikelola hampir 1 Hektar, dan untuk jenis tanamannya sendiri sekarang sudah banyak, mulai dari bawang, cabe, sereh, terong, melon, jambu kristal, mangga, bumbu bumbuan seperti jahe sereh, jeruk kunyit, sayuran timun, sawi bayam tomat, pokoknya lengkap dan termasuk ada satu jenis tanaman yang langka yaitu kedelai afrika kacang koro pedang yang sudah tumbuh disini dan telah kita nikmati hasilnya sangat bagus,” ungkap Rukiat.
Kemudian hasil dari panen semua di kembalikan ke dapur central kitchen untuk makan karyawan dan juga sebagai salah satu perwujudan berbagi kepada sesama yaitu jumat berkah.
“Yang menjadi tujuan utama kita yaitu seringnya di bagikan ke karyawan, driver, jumat berkah, bisa juga ke pengunjung kalo jumat berkah,” ujarnya.
Media tanam yang digunakan menggunakan media tanam sederhana, seperti memasukan baklok bekas jamur yang tidak terpakai, lalu ia aduk dan dipermentasikan.
Ia juga pake koe sapi yang sudah kering dan ia langsung tambahkan media berupa buangan limbah sayuran atau gedebong (batang-red) pisang yang pihaknya ramu sendiri dan permentasi, akhirnya menjadi media tanam yang subur, tentunya diaplikasikan dengan ilmu pengetahuan.
“Media tanam ini digunakan tergantung jenis tanamannya, misalkan kebutuhan tanaman ini apa, diatur kebutuhannya apa, berdasarkan jenis tanaman. Misalnya melon tidak butuh tanah merah yang terlalu banyak karena sifatnya emporos suka yang gembur sekali, cabe pun demikian. Makanya tanah merahnya kita aduk kita banyak baklok, kita lebih banyak kompos yang dikumpulkan dari bekas babat rumput, semuanya kita keringkan pada suatu waktu akan berguna untuk dicampurkan kemedia tanam,” jelas Rukiat.
Menurutnya, penyiraman pun sudah menggunakan teknologi maju yaitu berupa dripping system, system dripping ada dua yaitu dripping tetes dan dripping piping dimana keduanya sangat berfungsi, lebih hemat waktu, tenaga, dan air jadi lebih hemat.
“Perbedaan menggunakan dripping tetes dan dripping piping yaitu untuk tanaman yang tidak menggunakan air banyak kita gunakan dripping tetes, sedangkan untuk tanaman seperti sayuran menggunakan dripping piping yang airnya mengalir lebih deras,” papar Rukiat.
Selain itu dengan adanya kebun ini dapat menyerap tenaga kerja diantaranya ada 3 orang dari ibu-ibu, tim babat 2 orang, bagian penyiraman 1 orang, dan total semuanya ada 6 orang pekerja. Untuk area di kebun saja berbeda dengan kebun anggur.
“Pesan dan kesan sangat istimewa dari satu sisi saya, semakin memperkaya kualitas diri dengan ilmu pengetahuan dan pesan kalau kita mau belajar harus mau kerja keras jangan malas, intinya rajin dan ulet,” tandasnya.
Penulis : Chintia Aristi Aprianti